HEBOH!! Jokowi Minta Investor Cina tak Bawa Banyak Pekerja ke Indonesia Terbaru
REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta investor Cina di Indonesia membangun kemitraan jangka panjang dan tidak membawa banyak pekerja dari negara asalnya. Hal itu dilakukan agar tercipta lebih banyak pekerjaan untuk masyarakat Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Jokowi sesaat sebelum kunjungan kenegaraannya ke Hong Kong. Seusai singgah di Manila, Filipina, untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN, Sabtu (29/4), Jokowi memang dijadwalkan akan bertolak ke Hong Kong pada Ahad (30/4).
Dalam wawancara eksklusif dengan South China Morning Post (SCMP), Jokowi menyampaikan apresiasi terhadap perusahaan Hong Kong yang berinvestasi di Indonesia. "Investor Hong Kong kami sangat kuat. Mereka percaya pada investasi jangka panjang. Mereka menghormati hukum, budaya, dan masyarakat kita," katanya seperti dilaporkan laman SCMP, Jumat (28/4).
Jokowi berharap hal itu juga dapat dipraktikkan oleh para investor dan perusahaan Cina. Terlebih bila melihat pertumbuhan investasi Cina di Indonesia yang meningkat lebih dari 300 persen atau senilai 2,7 miliar dolar Amerika Serikat sejak 2015 lalu.
Selain investasi jangka panjang, pokok lain yang disorot Jokowi adalah perihal tenaga kerja. Ia meminta agar Cina tidak terlalu banyak membawa tenaga kerja dari negaranya. "Saya sampaikan kepada investor Cina bahwa mereka seharusnya tidak membawa terlalu banyak pekerja ke negara kami. Karena kami di Indonesia masih memiliki banyak tenaga kerja yang belum tergarap," ucapnya.
Bila tenaga kerja yang dibutuhkan investor Cina bersifat teknis, Jokowi mempersilakan mereka untuk membawa dari negara asalnya. "Kalau itu keahlian teknis, mereka dipersilakan membawa pekerjanya sendiri, tapi Indonesia punya banyak pekerja," ujar Jokowi.
Dalam wawancara di Istana Negara di Jakarta, Jokowi mengatakan bahwa investor Cina akan terus disambut. Tapi ia menekankan perlunya para investor menunjukkan komitmennya kepada Indonesia dengan mengikis penggunaan tenaga kerja mereka sendiri, lalu memprioritaskan tenaga kerja lokal.
Pada 2016 lalu, Cina menempati posisi ketiga sebagai investor terbesar di Indonesia di bawah Jepang dan Singapura. Padahal pada 2015 lalu, Cina hanya menempati posisi kesembilan.
Minat investor Cina untuk berinvestasi meningkat setelah Presiden Cina Xi Jinping mengunjungi Indonesia pada 2013 lalu. Jokowi sendiri setidaknya telah lima kali bertemu dengan Xi Jinping. Keduanya diprediksi akan bertemu kembali dalam forum ekonomi internasional One Belt, One Road yang digagas Cina. Forum tersebut rencananya digelar pada 14-15 Mei mendatang.
Dalam kunjungannya selama dua hari ke Hong Kong, Jokowi dikabarkan akan melakukan pertemuan tertutup dengan para pemimpin bisnis dan pengusaha terkemuka di sana. Termasuk pemimpin Kerry Group, Jardine Matheson, Hutchison, Swire, HSBC, dan Bank of China.
Hal tersebut disampaikan Jokowi sesaat sebelum kunjungan kenegaraannya ke Hong Kong. Seusai singgah di Manila, Filipina, untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN, Sabtu (29/4), Jokowi memang dijadwalkan akan bertolak ke Hong Kong pada Ahad (30/4).
Dalam wawancara eksklusif dengan South China Morning Post (SCMP), Jokowi menyampaikan apresiasi terhadap perusahaan Hong Kong yang berinvestasi di Indonesia. "Investor Hong Kong kami sangat kuat. Mereka percaya pada investasi jangka panjang. Mereka menghormati hukum, budaya, dan masyarakat kita," katanya seperti dilaporkan laman SCMP, Jumat (28/4).
Jokowi berharap hal itu juga dapat dipraktikkan oleh para investor dan perusahaan Cina. Terlebih bila melihat pertumbuhan investasi Cina di Indonesia yang meningkat lebih dari 300 persen atau senilai 2,7 miliar dolar Amerika Serikat sejak 2015 lalu.
Selain investasi jangka panjang, pokok lain yang disorot Jokowi adalah perihal tenaga kerja. Ia meminta agar Cina tidak terlalu banyak membawa tenaga kerja dari negaranya. "Saya sampaikan kepada investor Cina bahwa mereka seharusnya tidak membawa terlalu banyak pekerja ke negara kami. Karena kami di Indonesia masih memiliki banyak tenaga kerja yang belum tergarap," ucapnya.
Bila tenaga kerja yang dibutuhkan investor Cina bersifat teknis, Jokowi mempersilakan mereka untuk membawa dari negara asalnya. "Kalau itu keahlian teknis, mereka dipersilakan membawa pekerjanya sendiri, tapi Indonesia punya banyak pekerja," ujar Jokowi.
Dalam wawancara di Istana Negara di Jakarta, Jokowi mengatakan bahwa investor Cina akan terus disambut. Tapi ia menekankan perlunya para investor menunjukkan komitmennya kepada Indonesia dengan mengikis penggunaan tenaga kerja mereka sendiri, lalu memprioritaskan tenaga kerja lokal.
Pada 2016 lalu, Cina menempati posisi ketiga sebagai investor terbesar di Indonesia di bawah Jepang dan Singapura. Padahal pada 2015 lalu, Cina hanya menempati posisi kesembilan.
Minat investor Cina untuk berinvestasi meningkat setelah Presiden Cina Xi Jinping mengunjungi Indonesia pada 2013 lalu. Jokowi sendiri setidaknya telah lima kali bertemu dengan Xi Jinping. Keduanya diprediksi akan bertemu kembali dalam forum ekonomi internasional One Belt, One Road yang digagas Cina. Forum tersebut rencananya digelar pada 14-15 Mei mendatang.
Dalam kunjungannya selama dua hari ke Hong Kong, Jokowi dikabarkan akan melakukan pertemuan tertutup dengan para pemimpin bisnis dan pengusaha terkemuka di sana. Termasuk pemimpin Kerry Group, Jardine Matheson, Hutchison, Swire, HSBC, dan Bank of China.